Balasan Bagi Orang-Orang yang Berjuang di Jalannya

Ada seorang saudara seiman yang terpercaya memberitahuku tentang seorang mahasiswa kedokteran di sebuah negara Arab. Mahasiswa itu sibuk sekali dengan urusan dakwah, hingga tidak cukup waktunya untuk mengulang kembali pelajaran dan persiapan menghadapi ujian kedokteran akhir tahun. Dia tidak mengikuti pelajaran kecuali satu semester.

Pada pagi hari ketika pergi untuk mengikuti ujian, dia meneliti soal demi soal, dan ternyata tidak tahu sedikitpun kecuali soal-soal yang khusus diajarkan pada satu semster itu, yang dipelajari dengan baik dan bisa menjawabnya.
Disela-sela jawabannya, dia memberikan keterangan bahwa penulis soal ujian hanya mengandalkan satu metode dalam menyeleksi soal-soal, seperti membuat dua soal benar dan yang ketiga salah, atau semacam itu, maka dia mengandalkan metode itu dan membuat jawaban bagi semua pertanyaan, dan dia tidak tahu akan bagaimana hasilnya nanti.

ketika pengumuman  hasil ujian keluar, ternyata dia  mendapatkan nilai penuh tanpa kesalahan.Para mahasiswa lantas mengerumuninya dan bertanya bagaimana ia memperoleh nilai itu. Dia memberitahukan apa yang telah ia lakukan.

Ada satu lagi cerita yang penulis alami sendiri ketika penulis belajar bidang elektronika di Amerika. Sehari sebelum ujian akhir semester pada suatu materi khusus ( spesialis ). Saat itu penulis sangat giat berpartisipasi dalam berbagai aktivitas dakwah. Setan telah merasukiku, Dia berusahameyakinkan penulis supaya meninggalkan aktivitas itu dan mempersiapkan diri untuk belajar. Setelah membuat keputusan terakhir yaitu pergi ketempat dakwah itu, penulis merasa sangat bimbang.  Penulis akhirnya berangkat juga menunaikan kewajiban itu karena penulis tahu jika penulis tidak melakukannya, maka ia tidak ada orang yang mau melakukannya.
penulis bertawakal menyerahkan urusan ini kepada Allah. Penulis yakin dengan meniatkan melakukan hal yang baik karena Allah. Allah tidak akan membiarkan sya (penulis ) tanpa ada pertolongan dalam urusan duniawi seperti kuliah. Ketika saya (penulis) kembali dari berdakwah penulis tidak mempunyai waktu yang cukup untuk belajar menghadapi ujian lalu penulis menfokuskan sebagian besar waktu belajarnya pada lembar ujian yang lalu.

Muncullah pada diri penulis insting yang cukup kuat bahkan hingga sampai tingkat yakin bahwa, ujian itu akan sesuai dengan lembar ujian ini, dan penulis tidak memberitahukannya pada siapapun.
Datanglah hari ujian itu, dan lembaran2 dibagikan. Ternyata, saat melihat lembar pertanyaan penulis langsung tercengang "Ya Allah, betapa bijaknya Engkau Betapa kuasanya Engkau. Benarkah pandangan mataku". Ini sama persis dengan lembar pertanyaan yang saya pelajari."Inilah yang penulis ucapkan di dalam hatiku setelah beberapa saat terdiam dalam keadaan tercengang terhadap kuasa Allah yang begitu besar yang senantiasa melindungi orang-orang yang berkorban diJalan-Nya.

Penulis tidak menggangap suci diri sendiri dengan kejadian itu. Penulis berlindung kepada Allah dari perilaku semacam ini. Tetapi penulis menutip pengalaman terjadi dengan harapan mudah-mudahan pengungkapan ini menjadi teladan dan pelajaran bagi orang yang mau mengambil hikmah darinya serta, sebagai penegasan Allah SWT MahaKuasa atas segala sesuatu, dan bahwa Allah tidak akan membiarkan seseorang yang berjuang di JalanNya tanpa ada pertolongan. Dahulu orang-orang mengatakan," Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik dari yang ditinggalkannya"

Dikutip : Buku Chicken Soup Islami "Renungan Embun Pagi"
Share on Google Plus

About Melati Octavia

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar :